Kamus Bahasa Minang

Home | Bahasa Minang | Minangkabau | Sumatera-Barat | Game | Kontak | Tentang Kami
 
Baca hadits - nashislam.com


Bagi info laman ini fb  tw  googleplus

Randai, teater tradisionil Minangkabau

Randai adalah suatu bentuk kesenian drama (teater) rakyat di Minangkabau. Randai merupakan gabungan seni drama , seni pencak, dan seni suara. Para penonton bisa menikmati tangkas dan indahnya pencak silat Minang, menikmati nyanyian merdu irama lagu klasik Minang, menikmati seni drama dalam dialog-dialog cerita, serta mengambil hikmah dari kisah yang dimainkan.

Suatu tim kesenian randai terdiri dari kurang lebih dua belas orang yang bisa memainkan seni tari pencak silat, tidak harus menguasai ilmu silat, cukup aspek tariannya saja. Biasanya anggota tim juga bisa menyanyikan lagu, minimal untuk fungsi suara latar (backing vocal). Paling sedikit harus ada dua orang mampu menyanyikan lagu (biasa disebut pandai 'badendang'). Anggota tim biasanya ada yang perempuan sesuai dengan lakon cerita yang dibawakan. Pada jaman dahulu, lakon perempuan dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan pakaian perempuan.

Seni pencak merupakan ilustrasi gerak sepanjang pertunjukan. Kreasi gerakan pencak dimainkan pada bagian pembukaan, selama penyampaian narasi jalan cerita, dan untuk bagian penutup. Para pemain menggunakan pakaian dengan desain dasar pakaian silat Minang yang disebut 'sarawa galembong', yang memberikan keleluasaan bergerak sesuai dengan tuntutan tarian. Gerakan pencak silat yang ditingkahi dengan tepuk tangan dan tepukan ke sarawa galembong biasanya dilakukan sebagai pengisi ruang waktu diantara nyanyian narasi cerita. Semua pemain bergerak membentuk formasi melingkar.

Komunikasi kepada penonton, baik kata pengantar, narasi jalan cerita, atau penutup disampaikan melalui nyanyian (dendang). Untuk mendukung nyanyian narasi, bisa diadakan tim pendukung dengan alat musik, seperti talempong, saluang, dan lain-lain. Nyanyian tersebut tentu saja menggunanakan irama-irama standar yang merupakan ciri khas dendang Minang. Potongan narasi cerita biasanya dinyanyikan tanpa terputus, untuk itu dibutuhkan penyanyi lebih dari satu orang, paling sedikit dua orang. Sesuai dengan tuntutan jalan cerita, irama lagu yang dipilih bisa irama sedih, irama gembira, dan sebagainya.

Kita mungkin sudah tahu, bagian terpenting dari suatu drama adalah penampilan dialog antara tokoh lakon cerita, maka dalam randai dialog-dialog akan ditampilkan setelah dihantar oleh narasi nyanyian dan ilustrasi koreografi pencak. Tokoh cerita akan menyampaikan dialog didalam lingkaran anak randai. Pada waktu dialog berlangsung, anggota tim yang lain seperti penari pencak akan berhenti dan duduk, tapi masih tetap dalam formasi lingkaran.

Randai biasanya menampilkan cerita-cerita rakyat yang sudah terkenal di ranah Minang, seperti Cindua Mato, Anggun Nan Tongga, Umbuik Mudo, Malin Deman, Sabai Nan Aluih, dan lain sebagainya. Sesuai dengan perkembangan jaman, randai sekarang bisa saja menampilkan cerita-cerita baru.

Pada masa dahulu, pertunjukan randai biasa dilakukan semalam suntuk untuk merampungkan cerita.

Sebagai ilustrasi, kami coba menampilkan video randai (sumber : www.youtube.com) berikut agar anda nikmati seni drama tradisional Minang, yaitu randai.



Bagi anda yang belum mahir bahasa Minang mungkin tidak mudah mengikuti nyanyian dan dialog dalam video randai diatas. Berikut adalah video randai (sumber www.youtube.com) dari cerita lain yang menampilkan teks nyanyian dan dialog dilayar video. Tetapi video randai cerita kedua ini sudah mengalami modifikasi, dimana dialog cerita tidak lagi ditampilkan di dalam lingkaran anak randai, melainkan di lokasi cerita sesuai skenario.
Selamat menikmati !



Berikut, adalah tim randai peserta Festival Pekan Budaya Sumbar 2017 membawakan cerita Anggun Nan Tongga.



Masih sejenis, berikut adalah salah satu tim randai peserta Festival Randai Se Sumbar 2021 membawakan cerita Siti Baheram.

 
Copyright KamusMinang.com, 2014 (Hosting : Namecheap)