Provinsi Sumatera Barat, 'kampuang halaman' orang Minang berada di pantai barat pulau Sumatera bagian tengah. Sebelah Utara berbatas dengan Provinsi Sumatera Utara, sebelah selatan berbatas dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu, sebelah barat berbatas dengan Lautan Hindia, dan sebelah Timur berbatas dengan Provinsi Riau
Wilayahnya sebagian besar terdiri dari pegunungan dan dataran tinggi. Ada beberapa gunung yang sudah dikenal luas di Sumatera Barat, yaitu gunung Marapi (kabupaten Agam), gunung Singgalang (kabupaten Agam), gunung Talang (kabupaten Solok), gunung Sago (Kabupaten Limapuluh Kota), dan gunung Talamau (Kabupaten Pasaman). Yang termasuk gunung berapi aktif adalah gunung Talang dan gunung Marapi.
Sumatera Barat mempunyai lima danau, yaitu danau Maninjau (Kabupaten Agam), danau Singkarak kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, danau Diatas (Kabupaten Solok), danau Dibawah (Kabupaten Solok), dan danau Talang (Kabupaten Solok). Danau-danau tersebut pada umumnya sudah dikenal sebagai obyek wisata, kecuali danau Talang yang terletak di lereng gunung Talang. Danau Talang belum mempunyai infrastruktur jalan raya yang bisa dilalui kendaraan, sehingga kalau anda berniat mengujunginya harus dilakukan dengan berjalan kaki.
Sumatera Barat mempunyai penduduk yang jumlahnya 4,9 juta jiwa (data tahun 2012). Orang Minang terkenal sebagai perantau. Hampir di semua provinsi di Indonesia, sampai ke Papua dan Papua Barat kita bisa menemukan orang Minang. Indikasi mengenai keberadaan orang Minang di suatu daerah adalah adanya Rumah Makan (Restoran) Masakan Padang.
Ya, masakan Padang adalah suatu yang khas dan sudah dikenal luas. Kalau anda memasuki restoran Padang, anda akan bisa melihat bahwa penggemar masakan ini bukan hanya orang Minang, tapi orang-orang dari berbagai suku dan daerah di Indonesia, bahkan juga orang asing. Apabila anda berkesempatan mengunjungi Sumatera Barat, berbagai ragam kuliner Minang tersedia untuk dinikmati.
Penduduk Sumatera Barat hampir semuanya beragama Islam. Kalau anda mengunjungi pelosok-pelosok nagari (unit wilayah terkecil setingkat kelurahan) dimana saja di luar kota, tentu anda akan menemui orang-orang beragama Islam. Memang ada sedikit penduduk kota yang beragama lain.
Terakhir mengenai adat istiadat, masyarakat Minangkabau menganut sistem matrilineal dimana garis keturunan adalah menurut ibu. Harta pusaka keluarga akan diwarisi oleh kemenakan (anak dari adik / kakak perempuan), bukan oleh anak. Seorang 'tungganai' (kepala keluarga) bertanggung jawab untuk mengelola harta pusaka keluarga untuk pemanfaatan bersama. Apabila tungganai meninggal dunia, maka penggantinya adalah salah satu kemenakan. Masyarakat suatu nagari terdiri atas beberapa suku (mirip dengan marga diluar Sumatera Barat) seperti Piliang, Chaniago, dll. Seorang laki-laki tidak boleh menikah dengan perempuan dari suku yang sama. Anak akan mempunyai suku ibunya, bukan suku bapaknya. Minangkabau adalah satu-satunya masyarakat yang menganut sistem matrilineal di Indonesia.
Wilayah Sumatera Barat terdiri dari 19 kabupaten / kota :